BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) tengah menghadapi badai besar usai FIFA resmi menjatuhkan sanksi kepada mereka dan tujuh pemain naturalisasi Timnas Malaysia, Jumat (26/9/2025). Sanksi ini terkait dugaan pemalsuan dokumen kelayakan pemain dalam laga Kualifikasi Piala Asia 2027 melawan Vietnam, 10 Juni lalu, yang berakhir dengan kemenangan 4-0 untuk Malaysia.
Ironisnya, langkah agresif Malaysia mendatangkan pemain naturalisasi sejatinya terinspirasi dari model sukses Indonesia.
Tim Garuda beberapa tahun terakhir berhasil memperkuat skuad dengan pemain keturunan seperti Jordi Amat, Sandy Walsh, Thom Haye, hingga Ragnar Oratmangoen, melalui prosedur sah dan transparan. Strategi itu terbukti efektif membawa Indonesia ke Piala Asia 2023 dan babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Malaysia mencoba meniru jalan tersebut, namun langkah cepat yang diambil justru menyeret mereka pada masalah hukum. Dari tujuh pemain naturalisasi, lima di antaranya tampil sebagai starter saat melawan Vietnam, sementara dua lainnya turun dari bangku cadangan.
7 Pemain Naturalisasi Malaysia:
- Gabriel Felipe Arrocha
- Facundo Tomas Garces
- Rodrigo Julian Holgado
- Imanol Javier Machuca
- Joao Vitor Brandao Figueiredo
- Jon Irazabal Iraurgui
- Hector Alejandro Hevel Serrano
Denda Miliaran dan Larangan Bermain
Komite Disiplin FIFA menilai FAM terbukti melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA terkait pemalsuan dokumen. Akibatnya, FAM dijatuhi denda 350.000 franc Swiss atau sekitar Rp7,3 miliar.
Sementara itu, ketujuh pemain naturalisasi yang terlibat dijatuhi larangan beraktivitas dalam sepak bola selama 12 bulan, baik di kompetisi nasional maupun internasional, serta denda pribadi masing-masing sebesar 2.000 franc Swiss (sekitar Rp42 juta).
Pelaksana tugas Presiden FAM, Datuk Mohd Yusoff Mahadi, membantah adanya pelanggaran. Ia menyatakan proses dokumentasi telah dilakukan secara terbuka sesuai aturan, dan menegaskan pihaknya siap menempuh banding.
“FAM telah mengelola semua dokumentasi secara transparan sesuai pedoman. Kami akan menggunakan semua jalur hukum untuk melindungi kepentingan pemain dan tim nasional,” tegasnya melalui keterangan resmi, dikutip Minggu (28/9/2025).
Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) menyebut pihaknya menyadari potensi dampak kasus ini terhadap kompetisi regional.
Namun, AFC masih menunggu proses FIFA rampung sebelum mengambil keputusan, termasuk kemungkinan pembatalan hasil laga Malaysia vs Vietnam.
Sanksi ini menjadi pukulan telak bagi sepak bola Malaysia. Selain berpotensi kehilangan kemenangan penting atas Vietnam, Harimau Malaya juga harus kehilangan tujuh pemain yang digadang-gadang sebagai tulang punggung tim.
Lebih dari itu, reputasi FAM tercoreng karena dianggap melakukan rekayasa administrasi. Publik sepak bola Asia kini membandingkan langkah Malaysia dengan Indonesia.
Jika Indonesia dipuji dunia karena mengelola proses naturalisasi sesuai hukum negara dan aturan FIFA, Malaysia justru tersandung karena terburu-buru mengejar hasil instan.
(Budis)