JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Jenderal (Purn) AM Hendropriyono ikut merespon terkait desakan terhadap Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka, yang diharuskan mundur dari jabatan saat ini oleh Forum Purnawirawan TNI AD.
Hendropriyono menyebut, jika tuntutan tersebut bukan berasal dari seluruh purnawirawan TNI AD.
Ia juga menyinggung menyoal pernyataan resmi Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD) yang menanggapi adanya desakan mundur pada Gibran.
“Padahal itu (desakan pemakzulan Wapres Gibran) kan diluruskan oleh PPAU (Perhimpunan Purnawirawan Angkatan Udara) duluan ya tanggal 21 (April). Saya baca Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat dan Angkatan Laut tanggal 28,” kata Hendropriyono dalam tayangan Youtube Prof Rhenald Kasali, Senin (05/05/2025).
Di depan Rhenald Kasali, ia pun turut menyinggung soal berita bohong (hoaks) terkait tuntutan dari Purnawirawan TNI. Ia menyebut, jika tuntutan politik itu awalnya bergulir bukan pada 17 April, tetapi sudah mencuat dua bulan sebelumnya.
BACA JUGA:
Anak Try Sutrisno Batal Dimutasi, TNI: Bukan Soal Isu Pemakzulan Gibran
Waketum Partai Garuda Kritisi Desakan Gibran Mundur: Apa Ukuran Pembenci?
“Padahal Pak pernyataan (Forum Purnawirawan TNI) itu kalau Prof. Reenald baca lagi tuh bulan Februari (dan) diputar lagi 17 April. Nah, kalau sesuatu peristiwa diputar tidak sesuai dengan konteks dan waktu dan namanya hoaks,” jelasnya.
Purnawirawan sekaligus mertua mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa itu turut menyinggung soal hoaks dengan simulakra. Ia juga menyebut, jika tuntutan yang dilakukan oleh Forum Purnawirawan TNI itu adalah hoaks lantaran tidak sesuai dengan waktu kejadian.
“Tempo hari Prof Rhenald tanya saya bedanya simulakra dengan hoaks. Simulakra barang tidak ada diada-adakan, toh masyarakat percaya, ini (hoaks) barangnya ada hanya waktunya udah enggak cocok. Jadi ini (desakan Forum Purnawirawan TNI) kan hoaks namanya,” tuturnya.
Karena adanya jarak waktu yang berbeda, Hendropriyono beranggapan desakan itu sudah tidak relevan. Menurutnya, ada pihak yang bermain di balik desakan Forum Purnawirawan TNI untuk mencopot Wapres Gibran.
“Kalau dari intelijen Prof, perbedaan ini sesuatu hal yang tidak biasa. Berarti ada yang main. Karena kenapa tidak waktu itu ramai? Waktu itu muncul pernyataan tidak ada yang ribut. Ributnya kenapa 2 bulan kemudian? Berarti harus diselidiki oleh intelijen ini ada yang main dan lalu ada yang main ini saya jadi curiga karena saya kira kan intelijen para fungsionir sekarang pasti lebih pintarlah karena lebih tahu kan, karena masa lalu dengan sekarang kan beda tantangannya, beda idealismenya,” ungkapnya.
(Saepul)