BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Gunung Tangkuban Parahu Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat memiliki 9 kawah dengan dua kawah utama berada di area puncak, yaitu Kawah Ratu
dan Kawah Upas.
Erupsi Gunung Tangkuban Parahu pada umumnya berupa letusan freatik dari Kawah Ratu. Pantauan visual Gunung Tangkuban Parahu pada 1 Juli 2025, terpantau hembusan asap putih tipis hingga sedang dengan ketinggian berkisar antara 20 hingga 130 meter dari dasar Kawah Ratu dan 5 hingga 10 meter dari dasar Kawah Ecoma, dengan tekanan lemah hingga sedang.
Manifestasi bualan lumpur di Kawah Ratu yang terbentuk pada tanggal 5 Juni 2025 hingga saat ini masih teramati, dengan tingkat intensitas bualan semakin menurun sedangkan luasan area bualan lumpur ini masih sama.
Aktivitas kegempaan hingga saat ini masih didominasi getaran Tremor Menerus yang berasosiasi dengan aktivitas bualan lumpur di Kawah Ratu.
Kegempaan tanggal 1 Juli 2029 hingga pukul 18:00 WIB terekam Gempa Low-Frequency (LF) sebanyak 90 kejadian, 6 kali Gempa Hembusan, dan getaran Tremor Menerus dengan amplitudo 0,5 – 1,5 mm (dominan 0,5 mm).
Hingga tanggal 1 Juli 2025, data pengukuran gas dari stasiun Multi-GAS permanen belum menunjukkan perubahan signifikan pada rasio gas (CO2/SO₂, CO₂/H₂S, H2O/CO2, H2S/SO2) maupun proporsi antara gas SO₂ dan H₂S.
Dengan mempertimbangkan semua data tersebut di atas, tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih berada pada Level I (Normal).
Baca Juga:
Badan Geologi: Rekaman Gempa Embusan dan LF Gunung Tangkuban Parahu Masih Tinggi
Gempa Cimahi Tak Pengaruhi Aktivitas Gunung Tangkuban Parahu
Masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu dan para pengunjung tetap diimbau untuk tidak mendekati area dasar kawah, tidak berlama-lama di kawasan kawah aktif, serta segera menjauh jika teramati peningkatan intensitas hembusan atau tercium bau gas menyengat.
Meskipun aktivitas menurun, kewaspadaan harus tetap diperhatikan. Pemerintah Daerah dan BPBD diminta terus menjalin koordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Parahu di Desa Cikole serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.
Masyarakat diharapkan tetap tenang, tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang belum dapat dipertanggungjawabkan, serta mengikuti perkembangan informasi resmi melalui aplikasi MAGMA Indonesia atau situs web https://magma.esdm.go.id.
(Anisa Kholifatul Jannah)