CIANJUR, TEROPONGMEDIA.ID — Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) mengimbau masyarakat sekitar untuk meningkatkan kewaspadaan menyusul peningkatan aktivitas gempa vulkanik dan tektonik di Gunung Gede.
Dalam satu hari terakhir, tercatat 47 gempa vulkanik dalam, 1 gempa tektonik lokal, dan 1 gempa tektonik jauh.
Agus Deni, Humas Balai Besar TNGGP, menyatakan meski status Gunung Gede masih normal, tetapi masyarakat diminta tidak mendekati kawah.
“Potensi gas vulkanik berbahaya masih ada, terutama dalam radius 600 meter dari Kawah Wadon,” tegas Agus, seperti dilansir Antara, Kamis (4/3/2025).
Pendakian Ditutup Sementara
Sebagai langkah antisipasi, TNGGP memperpanjang penutupan jalur pendakian hingga 7 April. Keputusan ini diambil setelah Badan Geologi melaporkan peningkatan aktivitas gempa vulkanik sejak 1 April, yang berpotensi memicu letusan freatik atau hembusan gas beracun.
“Kami terus berkoordinasi dengan BMKG untuk memantau perkembangan,” kata Agus.
Penutupan ini juga memperpanjang masa pemulihan ekosistem yang sebelumnya sudah berlangsung tiga bulan. Masyarakat diharapkan tetap siaga menghadapi kemungkinan terburuk.
Tentang Gunung Gede
Lokasi dan Kondisi Geografis
Gunung Gede merupakan gunung berapi aktif tipe A yang terletak di bagian barat Pulau Jawa, tepatnya di wilayah Kabupaten Cianjur dan Sukabumi.
Dengan ketinggian mencapai 2.962 meter di atas permukaan laut (mdpl), gunung ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP)—salah satu dari lima taman nasional pertama di Indonesia yang ditetapkan pada 1980.
Suhu di puncak Gunung Gede berkisar antara 13°C pada siang hari dan bisa turun hingga 5°C di malam hari. Bahkan, saat musim kemarau, suhu dapat mencapai -1°C.
Curah hujan di kawasan ini cukup tinggi, yakni 3.600–4.000 mm per tahun. Pendakian menuju Gunung Gede umumnya dilakukan melalui dua jalur utama: Cibodas dan Gunung Putri (Cipanas) di sisi utara, serta Salabintana di selatan yang jarang dilalui.
BACA JUGA
Pendakian Gunung Gede Pangrango Tutup Sementara Hingga Maret 2025
Misteri Gunung Gede Pangrango: Dari Alun-alun Sakral hingga Raksasa Hitam
Keanekaragaman Hayati yang Menakjubkan
Gunung Gede diselimuti hutan pegunungan yang terdiri atas zona submontana, montana, hingga subalpin di sekitar puncaknya.
Kawasan ini dikenal sebagai salah satu wilayah dengan keanekaragaman flora terkaya di Indonesia, bahkan di kawasan Malesia.
Ekosistemnya yang unik menjadikannya salah satu destinasi penelitian dan konservasi penting bagi para ahli lingkungan.
Sebagai gunung berapi aktif, Gunung Gede terus dipantau oleh Badan Geologi dan TNGGP untuk mengantisipasi potensi bahaya erupsi, sambil menjaga kelestarian alamnya yang memesona.
(Aak)