Emas Menguat 7,20 Dolar, Dampak “Greenback” yang Lemah

harga emas
Ilustrasi. (web)

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Harga emas menguat pada akhir perdagangan Kamis (26/1/2023), memperpanjang keuntungan untuk sesi kelima berturut-turut, karena dolar melemah.

Penguatan harga emas juga lantaran investor terus memantau data ekonomi AS yang dapat mempengaruhi pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve (Fed) minggu depan.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di Divisi Comex New York Exchange bertambah 7,20 dolar AS atau 0,37 persen menjadi ditutup pada 1.942,60 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan mencapai level tertinggi sesi 1.943,20 dolar AS dan terendah 1.920,60 dolar AS.

BACA JUGA: BI: Prospek Ekonomi Indonesia Membaik, Rupiah Menguat

Harga emas berjangka terangkat 6,80 dolar AS atau 0,35 persen menjadi 1.935,40 dolar AS pada Selasa (24/1/2023), setelah menguat 0,40 dolar AS atau 0,02 persen menjadi 1.928,60 dolar AS pada Senin (23/1/2023), dan meningkat 4,30 dolar AS atau 0,22 persen menjadi 1.928,20 dolar AS pada Jumat (20/1/2023).

Emas telah naik selama lima sesi perdagangan berturut-turut, kenaikan beruntun terpanjang sejak Agustus.

Harga emas telah naik hampir 6,0 persen sejak awal tahun 2023, mendapat dukungan dari tanda-tanda penurunan inflasi AS dan ekspektasi resesi ekonomi.

Dolar AS melemah pada Rabu (25/1/2023), dengan indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,27 persen menjadi 101,6440, membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang asing lainnya.

“Pergerakan emas dipicu oleh perubahan sentimen dalam seberapa cepat Fed akan menghentikan kenaikan suku bunganya, bersama dengan melemahnya dolar AS,” kata Analis Pasar Kinesis Money, Rupert Rowling, dalam sebuah catatan.

“Emas akan membutuhkan katalis baru untuk mendorongnya lebih tinggi dari level tinggi yang sudah diperdagangkan.”

Para analis pasar mencatat bahwa emas telah menemukan dukungan di sekitar 1.920 dolar AS per ounce. Investor juga menunggu rilis data produk domestik bruto pada Kamis waktu setempat dan data inflasi utama pada Jumat (27/1/2023).

Komite Pasar Terbuka Federal akan mengadakan pertemuan kebijakan moneter dua hari pada 31 Januari hingga 1 Februari.

Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 19,2 sen atau 0,81 persen, menjadi menetap pada 23,941 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April merosot 20,70 dolar atau 1,94 persen, menjadi ditutup pada 1.046,10 dolar AS per ounce.

(Dist)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
pembatasan kendaraan jakarta
Perda Pembatasan Kendaraan di Jakarta Rampung 2024, Ini Teknisnya
Babak Pertama Spanyol vs Jerman Euro 2024
Hasil Spanyol vs Jerman Euro 2024, Babak Pertama Tanpa Gol
Hakim Sidang Praperadilan Pegi Setiawan
Dapat Tekanan di Praperadilan Pegi Setiawan, Hakim Eman Sulaeman Komitmen Buat Keputusan Adil
John Legend Gelar Konser di Indonesia
John Legend Konser di Indonesia 6 Oktober 2024, Ini Harga Tiketnya
MotoGP Jerman Marquez Lolos dari Cidera Serius
MotoGP Jerman, Marquez Lolos dari Cidera Serius Usai Kecelakaan Hebat
Berita Lainnya

1

Tyronne del Pino, Pemain Asing Persib Yang Terbuang Kini Mulai Dilirik Bojan Hodak

2

Penuh Drama, Jeman Vs Denmark Berakhir 2-0 di Euro 2024

3

Segini Anggaran Belanja Persib Bandung Jelang Liga 1 2024/2025

4

Swiss Melaju ke Perempat Final Euro 2024 Setelah Singkirkan Italia 2-0

5

Gelombang Protes di Kenya: Tolak Kenaikan Pajak Demi Lunasi Utang IMF
Headline
Kiper Argentina Emiliano Martinez
Emiliano Martinez Tampil Luar Biasa, Argentina Tembus Semifinal Copa America 2024
Kenaikan UKT
Megawati Sorot UKT Mahal, Kurangi Bansos!
FP1 MotoGP Jerman Bagnaia
Bagnaia Finish di Posisi 9 FP1 MotoGP Jerman 2024
Gempa Guncang Tanimbar gempa bumi aceh
Gempa Magnitudo 4,9 Guncang Aceh, Tidak Berpotensi Tsunami