Ramai di Media Sosial, Ini Sejarah Boikot Sebenarnya!

Boikot
(Corenews)

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Seruan boikot produk yang terafiliasi dengan Israel telah menjadi sorotan utama di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Maraknya aksi tersebut terjadi karena kemarahan masyarakat atas kekerasan militer Israel lakukan terhadap warga Palestina.

Artikel ini akan membahas sejarah lahirnya gerakan boikot, perannya dalam perjuangan kaum buruh, dan bagaimana era digital merubah wajah aksi boikot melalui media sosial.

Sejarah

Istilah “boikot” muncul pada tahun 1880 selama agitasi tanah di Irlandia. Charles Stewart Parnell mempopulerkan aksi ini sebagai bentuk protes terhadap tingginya harga sewa dan penggusuran tanah. Boikot pertama kali terjadi ketika para penyewa tanah di Irlandia mengikuti kode etik yang Parnell sarankan, mengucilkan seorang manajer perkebunan Inggris, Charles Cunningham Boycott.

Aksi boikot kemudian menjadi senjata melawan diskriminasi, kaum buruh menggunakan untuk perjuangan memperbaiki upah dan kondisi kerja dari manajemen. Di Amerika Serikat, gerakan tenaga kerja primer dan sekunder memainkan peran penting, baik sebagai penolakan langsung karyawan maupun upaya mempengaruhi pihak ketiga.

Selama gerakan hak-hak sipil di AS pada tahun 1950-an dan 1960-an, gerakan ini sebagai alat sosial dan politik. Toko dan bisnis yang melakukan diskriminasi terhadap orang kulit hitam boikot dengan harapan penurunan pendapatan akan mendorong perubahan kebijakan.

Peran Kaum Buruh

Biasanya digunakan oleh organisasi buruh untuk memenangkan perbaikan upah dan kondisi kerja dari manajemen. Hukum AS membedakan antara boikot tenaga kerja primer dan sekunder, dengan fokus pada penolakan langsung karyawan dan upaya mempengaruhi pihak ketiga.

BACA JUGA: Terseret Boikot dan Pro Israel, Danone Langsung Donasi untuk Palestina

Era Digital

Di era digital, media sosial menjadi wadah utama seruan ini. Masyarakat menggunakan platform online untuk mempublikasikan daftar perusahaan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai mereka. Aksi ini terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel juga ramai ada di media sosial, dengan harapan mendapatkan dukungan luas untuk menghentikan serangan terhadap warga Palestina.

Sebagai contoh, akun-akun media sosial menginformasikan produk-produk yang perlu diboikot, menunjukkan dampak keuangan sebagai alat efektif dalam protes terhadap kebijakan Israel.

 

(Kaje/Usk)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
J-Site Platform Inovatif Pengelolaan Website
J-Site, Platform Inovatif Pengelolaan Website di Jawa Barat
PPDB Jawa Barat 2024 Tahap II
PPDB Jawa Barat 2024 Tahap II, Bey Minta Disdik Lebih Teliti
Proposal Usaha
Cara Membuat Proposal Usaha yang Mudah
Pantun Judi Online Kominfo
SMS Pantun Judi Online Kominfo Jadi Olok-olokan Netizen, Sindir Keras Peretasan PDN
Pemantauan Siber BSSN
Menkopolhukam: BSSN Lembaga Krusial dan Strategis Butuh Kolaborasi
Berita Lainnya

1

Penuh Drama, Jeman Vs Denmark Berakhir 2-0 di Euro 2024

2

Tyronne del Pino, Pemain Asing Persib Yang Terbuang Kini Mulai Dilirik Bojan Hodak

3

Segini Anggaran Belanja Persib Bandung Jelang Liga 1 2024/2025

4

Gelombang Protes di Kenya: Tolak Kenaikan Pajak Demi Lunasi Utang IMF

5

Swiss Melaju ke Perempat Final Euro 2024 Setelah Singkirkan Italia 2-0
Headline
ketua kpu RI Hasyim Asy'ari
Ketua KPU Hasyim Asy'ari Dipecat Akibat Tindakan Asusila
Lionel Messi Tak Perkuat Argentina di Olimpiade Paris
Lionel Messi Tak Perkuat Argentina di Olimpiade Paris 2024
saksi sidang Praperadilan Pegi Setiawan
5 Saksi Bicara dalam Sidang Praperadilan Pegi Setiawan
Jokowi Backup Semua Data Nasional
Instruksi Jokowi, Backup Semua Data Nasional!