BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Keris, senjata pendek kebangsaan Melayu yang digunakan sejak lebih dari 600 tahun silam, memiliki tempat istimewa dalam budaya dan sejarah Nusantara.
Senjata ini bukan hanya alat pertahanan diri atau lambang kedaulatan, tetapi juga mengandung makna filosofis yang mendalam, terutama di Jawa.
Asal-usul dan Makna Filosofis
Keris berasal dari Kepulauan Jawa dan telah digunakan sejak abad ke-9. Senjata ini terbagi menjadi tiga bagian: mata, hulu, dan sarung. Di masa lampau, keris dikaitkan dengan kekuatan mistik, dianggap memiliki semangat tersendiri.
Di Jawa, keris menjadi lambang sebagai simbol kejantanan dan pusaka, yang melambangkan persatuan unsur lelaki dan perempuan dalam filsafat agraris. Kepercayaan ini terwujud dalam upacara kirab pusaka yang berlangsung di berbagai kraton di Jawa, seperti Surakarta dan Yogyakarta.
Keris dalam Upacara Pernikahan
Dalam tradisi Jawa, keris menjadi bagian penting dalam upacara pernikahan. Pengantin pria wajib mengenakan keris sebagai simbol kejantanan dan kelengkapan busana Jawa lengkap. Bahkan, jika pengantin pria berhalangan hadir, keris akan mewakili sang pengantin.
Makna Filosofis Keris dan Sarungnya
Hubungan keris dengan sarungnya berarti secara filosofis sebagai hubungan akrab, menyatu untuk mencapai keharmonisan hidup.
Filosofi ini melahirkan konsep “manunggaling kawula – Gusti”, bersatunya abdi dengan rajanya, bersatunya insan kamil dengan Penciptanya, bersatunya rakyat dengan pemimpinnya.
Tosan Aji: Lebih dari Sekadar Senjata
Keris adalah bagian dari tosan aji, senjata pusaka yang memiliki makna spiritual dan sejarah. Di berbagai daerah di Indonesia, terdapat senjata pusaka khas, seperti rencong di Aceh, badik di Makassar, dan keris Bali.
Empu : Pencipta Keris dan Warisan Budaya
Empu adalah sebutan untuk ahli pembuat keris. Setiap zaman memiliki ciri khas tersendiri dalam pembuatan keris, mulai dari bahan, teknik, hingga pamor. Salah satu pamor yang terkenal adalah pamor Prambanan, yang terbuat dari titanium dan batu meteor.
Keris dengan pamor Prambanan umumnya termasuk dalam tangguh Nom, yang berasal dari zaman Kerajaan Mataram Kartasura.
BACA JUGA : Sejarah Singkat Pemilik Mal Ciputra yang Alami Kebakaran di Jakarta Barat
Ancaman terhadap Budaya Keris
Meskipun memiliki makna filosofis dan sejarah yang kaya, budaya keris di Jawa terancam perkembangannya. Aspek teknologi sebagai sahabat budaya kurang minat, sementara aspek legenda dan magisnya jadi yang utama.
Keris bukan hanya senjata, tetapi juga simbol budaya dan filosofi Jawa yang sarat makna. Melalui keris, kita dapat memahami nilai-nilai luhur seperti kejantanan, persatuan, harmoni, dan spiritualitas. Penting untuk melestarikan budaya keris agar generasi mendatang dapat memahami warisan budaya yang berharga ini.
(Hafidah Rismayanti/Usk)