Pergerakan ‘Geng’ Monyet Bandung Sudah Sampai ke Kawasan Cileunyi – Rancaekek

monyet di cileunyi rancaekek bandung
Sekelompok monyet liar di Bandung sudah sampai ke kawasan Cileunyi-Rancaekek. (Foto; tangkap layar video warga)

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Berawal di kawasan Dago, daerah utara Kota Bandung, Jawa Barat, gerombolan monyet ekor panjang yang turun gunung merambah permukiman warga, pada Rabu (6/3/2024) sudah sampai ke kawasan Cileunyi-Rancaekek, Kabupaten Bandung, kawasan timur Bandung Raya.

Komplotan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang berkeliaran di perumahan warga itu berjumlah sekitar lima ekor. Sebelum memasuki wilayah Rancaekek, monyet-monyet itu berkeliaran di komplek perumaan Bumi Panyawangan, Kecamatan Cileunyi.

Kehadiran hewan primata tersebut membuat warga ketakutan, seperti disampaikan Desi, warga komplek Abdi Negara II, Cileunyi.

“Kemarin banyak monyet keliaran di sini, aku gak berani keluar rumah, mau rekam videonya juga ga berani, takut,” ujar Desi, Kamis (7/3/2024).

Sampai sejauh ini, belum ada laporan mengenai serangan monyet-monyet tersebut terhadap manusia.

Terkait hewan hutan yang berkeliaran di permukiman warga tersebut, aktivis lingkungan Steve Ewon mengatakan, ada beberapa kemungkinan kenapa hewan-hewan itu keluar dari habitat aslinya, yakni hutan.

BACA JUGA: Monyet yang Keliaran di Kota Bandung Bikin Repot Diskar PB

Kemungkinan pertama, kata Steve Ewon, cadangan makanan di hutan sudah berkurang, sehingga mereka mencari makanan ke permukiman warga.

Kemungkinan kedua, gerombolan monyet ekor panjang tersebut tidak punya wilayah teritorial habitat mereka di hutan.

Ewon menjelaskan, monyet hidup berkelompok, di mana setiap kelompoknya antara 20hingga 30 ekor. Setap kelompok akan sangat ketat menjaga daerah teritorialnya masing-masing demi menjaga ketersediaan sumber makanan.

“Nah bisa jadi kelompok monyet yang turun gunung ini yang tersingkir, kalah bersaing dengan kelompok yang lebih besar. Sedangkan mereka sudah kehabisan wilayah teritorial karena luasan hutan yang semakin berkurang. Maka tak ada pilihan lain selain merambah ke habitat manusia untuk mencari sumber makanan,” terang Steve Ewon kepada Teropong Media.

Sementara itu, pakar Ecologist dan Wild Mammal Specialist, Agung Ganthar Kusumanto mengatakan, kelompok monyet yang saat ini berkeliaran di Kota Bandung kemungkinan besar monyet yang berasal dari Taman Hutan Raya (Tahura) Djuanda, Dago Kota Bandung.

“Kemungkinan besar di blok Tahura mungkin ya,” kata Agung, Selasa (5/2/2024).

Agung menilai, turunnya kelompok monyet itu ke permukiman warga jauh kemungkinan dari tanda-tanda bencana alam.

“Saya pikir engga sama sekali, karena pertama, banyak orang khawatir itu habis mereka turun karena ancaman gunung meletus atau gempa dan lainnya, memang beberapa hari yang lalu ada gempa juga pusatnya di gunung tangkuban perahu,” ucapnya.

Namun, muncul asumsi masyarakat kenapa hewan itu pada turun gunung, karena adanya gejala bencana alam seperti tanda gunung meletus atau bencana lainnya.

“Selama kami di lapangan baik di Gunung Tangkubaparahu ataupun di bukit tunggul, ya hewan-hewan melalukan kebiasaannya seperti biasa di dalam hutan,” terang Agung.

Agung menjelaskan, monyet ekor panjang tersebut sebetulnya tidak tinggal di dalam hutan, melainkan banyak di pesisir badan sungai. Kemungkinan besar kelompok monyet ekor panjang tersebut berkeliaran di Kota Bandung disebabkan karena habitatnya yang terganggu.

“Monyet ekor panjang sebenernya tidak tinggal di dalam hutan, mereka lebih banyak habitatnya di pesisir badan sungai, jadi kalau memang dihubungkannya ke sana, mungkin betul ada urusannya habitatnya terganggu dari selain memang ada kerusakan hutan,” jelas Agung.

“Sama-sama kita tahu bahwa ada banyak kerusakan hutan tapi mungkin yang berbeda dari umumnya sebelumnya adalah intensitas hujan, memang intensitas hujan lagi berat di utara,” lanjutnya.

(Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Rizky Febian Operasi Hidung
Alasan Rizky Febian Operasi Hidung Dibongkar Sule
Keraton Yogyakarta Gelar Ritual Topo Bisu Lampah M-Cover
Keraton Yogyakarta Gelar Ritual Topo Bisu Lampah Mubeng Benteng di Malam 1 Suro
BI Jabar Inflasi
Jaga Stabilitas Inflasi, BI Jabar Kuatkan Kolaborasi dengan TPID
Polisi Periksa Bacaleg DPRD Kota Tangerang Narkoba
Polisi Periksa Bacaleg DPRD Kota Tangerang Terkait Narkoba
JNE Sabet Indonesia Digital Popular Brand Award 2024
JNE Sabet Indonesia Digital Popular Brand Award 2024
Berita Lainnya

1

Tips Beli Tiket Presale Konser Bruno Mars di Jakarta!

2

Gelombang Protes di Kenya: Tolak Kenaikan Pajak Demi Lunasi Utang IMF

3

Jersey Olimpiade Timnas Indonesia Dipuji Prabowo: 'Bagus Sekali'

4

Dikabarkan Hilang, WNI di Jepang Ternyata Ditangkap Kasus Narkoba

5

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!
Headline
Cidera Pedri di Euro 2024
Imbas Cidera Pedri di Euro 2024, UEFA Harus Bayar Denda Rp132 Miliar
Pegi Setiawan Bebas
Pegi Setiawan Bebas, Ini Pertimbangan Hakim
Terjadi Awan Panas Guguran Merapi Jawa Tengah
Terjadi Awan Panas Guguran Merapi Jawa Tengah
Semifinal Euro 2024 Spanyol Tanpa 3 Pemain
Semifinal Euro 2024, Spanyol Tanpa 3 Pemain Kunci Kontra Prancis