BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Masyarakat Sunda di Jawa Barat dan Banten masih memegang teguh tradisi leluhur bernama pamali, larangan yang dipercaya membawa hal buruk jika dilanggar.
Pamali tidak hanya mengatur perilaku sehari-hari, tetapi juga menyangkut cara memperlakukan makanan.
Berikut 6 pamali makanan di Sunda yang masih diyakini hingga kini:
1. Dilarang Makan Menggunakan Cobek
Pamali ini melarang penggunaan cobek sebagai tempat makan. Menurut kepercayaan, melanggarnya akan berakibat mendapatkan jodoh yang jauh lebih tua.
Makna logisnya, makan di atas cobek berisiko tertelan batu atau serpihan cobek yang berbahaya bagi kesehatan.
2. Tak Boleh Makan Brutu Ayam
Brutu atau tungir ayam, bagian belakang ayam, dilarang dikonsumsi karena dipercaya menyebabkan usia pendek atau pikun.
Secara ilmiah, bagian ini mengandung banyak lemak dan kalori yang bisa memicu penyakit seperti kolesterol dan serangan jantung jika dikonsumsi berlebihan.
3. Dilarang Memakan Pisang di Bagian Pinggir
Masyarakat Sunda mengajarkan untuk mengambil pisang dari bagian tengah, bukan pinggir. Melanggarnya diyakini akan menyebabkan tersisih dari lingkungan sosial.
Makna logisnya, kebiasaan ini mengajarkan anak-anak untuk mengambil pisang dari yang terkecil hingga terbesar, menghindari kerakusan.
4. Menyapu Harus Bersih dan Tidak Boleh Dilompat
Perempuan dilarang menyapu dengan tidak bersih dan meninggalkan kotoran. Konon, hal ini akan berakibat mendapatkan jodoh yang berkumis atau berjenggot lebat.
Makna logisnya, menyapu bersih memastikan seluruh sudut rumah bebas dari debu dan kotoran.
BACA JUGA : Mitos Gunung Lewotobi Laki-Laki Terkuak: 10 Nyawa Melayang
5. Dilarang Memaku Benda saat Malam
Memukul palu saat malam dianggap tidak lazim. Hal ini untuk melindungi diri dari bahaya terluka karena kondisi gelap dan suara keras yang mengganggu.
6. Dilarang Bersiul saat Malam
Bersiul di malam hari diyakini mengundang makhluk lain. Makna sebenarnya adalah untuk menghindari kesombongan karena bersiul dianggap sebagai tanda kebahagiaan yang berlebihan.
Meskipun banyak pamali yang berakar dari mitos, beberapa di antaranya memiliki makna logis yang bermanfaat bagi kesehatan dan kehidupan sosial.
Tradisi ini menunjukkan kearifan lokal masyarakat Sunda dalam menjaga nilai-nilai luhur dan kelestarian budaya.
(Hafidah Rismayanti/Aak)