JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Orang terkaya di dunia Warren Buffett , hampir selalu muncul jika berbicara tentang investasi dan kesuksesan finansial dengan membagikan rahasia kesuksesannya. Kali Ini, Teropong Media akan memberikan mengulas 5 Kebiasan yang Bikin Pengusaha Miskin Terus dan solusinya.
Dengan total kekayaan mencapai 141,1 miliar dollar AS atau setara Rp2.305 triliun, sosok yang dijuluki Oracle of Omaha ini duduk di posisi ke-10 .
Buffett dengan total kekayaan mencapai 141,1 miliar dollar AS atau setara Rp2.305 triliun justru hidup sederhana. Ia masih tinggal di rumah yang sama sejak tahun 1958, mengendarai mobil biasa, dan tidak pernah terjebak dalam gaya hidup glamor seperti kebanyakan miliarder lain.
Ikon investor dunia ini mengatakan, rahasia kekayaan bukan terletak pada berapa banyak uang yang dihasilkan, melainkan bagaimana seseorang mengelola kebiasaan finansialnya.
Buffett menyebut ada lima kebiasaan yang membuat orang sulit kaya, bahkan ketika punya penghasilan cukup besar. Lebih dari sekadar teori, lima poin ini menjadi filosofi hidup Buffett sejak awal karier hingga kini.

1. Terlilit Utang Konsumtif
Utang menjadi penyebab utama orang kesulitan mengumpulkan kekayaan. Menurut Buffett, bunga kartu kredit atau pinjaman konsumtif justru bekerja melawan orang yang berutang.
“Hal terpenting yang dapat Anda lakukan jika berada di dalam lubang adalah berhenti menggali,” ujar Buffett.
Utang konsumtif menciptakan lingkaran setan. Gaji bulanan hanya habis untuk membayar bunga, bukan investasi. Akibatnya, kekayaan tidak pernah bertambah.
Tips ala Buffett:
- Prioritaskan melunasi utang berbunga tinggi, misalnya kartu kredit.
- Terapkan metode debt snowball: lunasi utang kecil terlebih dahulu untuk membangun motivasi.
- Gunakan kartu kredit hanya untuk kebutuhan darurat dan pastikan dibayar penuh setiap bulan.
Banyak orang tergoda cicilan 0% untuk gadget terbaru. Padahal, jika dana itu dialokasikan ke reksa dana indeks selama lima tahun, hasilnya bisa berlipat ganda.
2. Tidak Investasi pada Diri Sendiri
Buffett percaya bahwa investasi terbaik bukan saham atau properti, melainkan diri sendiri. Di awal karier, ia berani keluar uang untuk mengikuti kursus public speaking Dale Carnegie, yang diakuinya sebagai titik balik kesuksesan.
“Investasi terbaik yang bisa Anda lakukan adalah pada diri sendiri,” katanya.
Sayangnya, banyak orang enggan mengalokasikan dana untuk kursus, sertifikasi, atau pengembangan keterampilan.
Tips ala Buffett:
- Sisihkan minimal 10% penghasilan untuk pelatihan, buku, atau kursus online.
- Ikut komunitas profesional untuk memperluas jaringan.
- Fokus pada skill yang meningkatkan pendapatan, misalnya digital marketing, data analyst, atau komunikasi publik.
Buffett rela mengeluarkan uang untuk kursus berbicara, sementara banyak orang justru menghabiskan dana untuk nongkrong mewah tiap bulan.
3. Ikut-ikutan Tren Investasi
Fenomena FOMO (fear of missing out) dalam investasi sering membuat orang salah langkah. Dari saham “gorengan” hingga mata uang kripto, investor pemula sering terbawa arus hype.
“Jadilah takut ketika orang lain serakah, dan serakahlah ketika orang lain takut,” kata Buffett.
Ia selalu mengingatkan bahwa keputusan investasi harus berbasis analisis, bukan tren sesaat.
Tips ala Buffett:
- Lakukan riset mendalam sebelum menaruh uang.
- Pilih investasi jangka panjang yang terbukti, seperti saham bluechip atau reksa dana indeks.
- Batasi sumber informasi dari media sosial; utamakan laporan keuangan perusahaan atau analisis profesional.
Saat kripto naik tajam tahun 2021, banyak investor pemula membeli di harga tinggi lalu panik menjual ketika harga jatuh. Sementara Buffett tetap konsisten di saham fundamental.
Baca Juga:
Bos Warren Buffett Ogah Pilih Bitcoin: Lahan Pertanian Lebih Menjanjikan
4. Menabung dengan Cara yang Salah
Menurut Buffett, banyak orang menabung setelah belanja. Padahal, seharusnya menabung dilakukan sebelum belanja.
“Jangan menabung apa yang tersisa setelah belanja. Belanjakan apa yang tersisa setelah menabung.”
Kesalahan kecil ini membuat orang kesulitan mengumpulkan dana karena selalu ada alasan untuk menghabiskan uang.
Tips ala Buffett:
- Terapkan prinsip pay yourself first: sisihkan 20–30% gaji ke tabungan/investasi segera setelah gajian.
- Gunakan rekening terpisah agar dana tabungan tidak tercampur dengan uang belanja.
- Coba aplikasi manajemen keuangan untuk melacak pemasukan dan pengeluaran.
Ilustrasi: Jika seseorang menabung Rp1 juta tiap bulan sejak usia 25 tahun, dengan rata-rata return 10% per tahun, saat pensiun di usia 55 tabungannya bisa menyentuh Rp2 miliar.
5. Terjebak Gaya Hidup Tinggi
Buffett adalah bukti nyata bahwa kesederhanaan bukan penghalang kesuksesan. Ia masih tinggal di rumah sederhana yang dibelinya pada 1958, meski kini hartanya triliunan.
“Jika Anda membeli barang yang tidak Anda butuhkan, Anda akan segera menjual barang yang Anda butuhkan.”
Berbeda dengan banyak miliarder yang hobi pamer jet pribadi atau vila mewah, Buffett fokus menumbuhkan aset.
Tips ala Buffett:
- Gunakan delayed gratification: tunda membeli barang hingga 30 hari untuk melihat apakah benar-benar dibutuhkan.
- Hindari cicilan konsumtif (mobil mewah, gadget baru) kecuali menunjang produktivitas.
- Hidup di bawah kemampuan finansial, meski penghasilan meningkat.
Elon Musk membeli jet pribadi senilai ratusan juta dolar, sementara Buffett masih mengemudi mobil biasa. Dua gaya hidup berbeda, tapi sama-sama miliarder. Bedanya, Buffett tidak terjebak gaya hidup.
Kaya Bukan Hanya Soal Uang
Dari lima kebiasaan di atas, pesan Buffett sederhana: disiplin finansial adalah fondasi kekayaan. Menghindari utang konsumtif, berinvestasi pada diri sendiri, bijak memilih instrumen investasi, menabung dengan benar, serta tidak terjebak gaya hidup bisa menjadi langkah nyata menuju kemandirian finansial.
Buffett membuktikan bahwa konsistensi lebih penting daripada tren. Ia membangun kekayaan selama puluhan tahun, bukan semalam. Dan kunci utamanya ada pada kebiasaan kecil sehari-hari.